Unpad Gelar Pengajian Hari Besar Islam 1 Muharram 1447 H, Angkat Tema Hijrah Intelektual dan Peran Wakaf

Dalam rangka memperingati Tahun Baru Islam 1 Muharram 1447 H dan Dies Natalis ke-68, Universitas Padjadjaran (Unpad) menyelenggarakan Pengajian Hari Besar Islam dengan tema “Hijrah Intelektual dan Spiritual: Membangun Peradaban Rahmatan lil ‘Alamin melalui Ilmu, Amal, dan Wakaf yang Inklusif dan Berkelanjutan”. Kegiatan ini berlangsung di kampus Unpad Jatinangor dan dihadiri oleh jajaran pimpinan universitas, sivitas akademika, serta masyarakat umum.

Acara dibuka dengan sambutan dari Prof. Dr. R. Widya S. Sumadinata, S.Si., S.IP., M.T., M.Han. selaku Wakil Rektor Bidang Sumber Daya dan Tata Kelola Unpad, serta Prof. Maman Setiawan, S.E., M.T., Ph.D., Ketua Lembaga Wakaf Unpad/Wakil Rektor Bidang Perencanaan, Transformasi Digital, Keuangan, dan Pengelolaan Bisnis. Kedua pimpinan menyampaikan harapan agar semangat hijrah dapat memperkuat peran Unpad dalam membangun peradaban yang bermanfaat bagi umat dan bangsa melalui ilmu, amal, serta pengelolaan wakaf yang profesional.

Penceramah pertama, Dr. Adiwarman Karim, MBA., MAEP, memaparkan pentingnya melakukan hijrah intelektual dan spiritual di era modern. Ia menegaskan bahwa hijrah tidak hanya berpindah secara fisik, tetapi juga berpindah pemikiran menuju peningkatan kualitas diri melalui ilmu pengetahuan dan akhlak mulia. Menurutnya, membangun peradaban rahmatan lil ‘alamin harus dimulai dengan peningkatan kualitas sumber daya manusia dan penguatan nilai-nilai Islam yang inklusif. “Ilmu, amal, dan wakaf adalah pilar yang saling melengkapi untuk mewujudkan masyarakat yang berkemajuan dan sejahtera,” ujarnya.

Selanjutnya, Dr. H. Tatang Astarudin, M.Si. menyoroti peran wakaf sebagai pilar inklusif dan berkelanjutan dalam pembangunan masyarakat. Ia menjelaskan bahwa wakaf tidak terbatas pada sarana ibadah, tetapi juga dapat digunakan untuk pengembangan pendidikan, kesehatan, dan sosial ekonomi. Dr. Tatang menekankan bahwa pengelolaan wakaf yang profesional dan akuntabel akan melahirkan manfaat yang terus mengalir lintas generasi, sekaligus memperkuat peradaban yang adaptif dan kolaboratif.

Kedua narasumber juga mengajak seluruh sivitas akademika Unpad, tenaga pendidik, mahasiswa, dan alumni untuk aktif berpartisipasi dalam gerakan wakaf. Mereka menegaskan bahwa optimalisasi pengelolaan wakaf di perguruan tinggi dapat menjadi contoh praktik baik bagi lembaga pendidikan lainnya di Indonesia. Wakaf diyakini bukan hanya sebagai amalan pribadi, tetapi juga sebagai instrumen sosial-ekonomi untuk kesejahteraan masyarakat yang berkelanjutan.

Melalui pengajian ini, Unpad ingin memperkuat komitmen dalam membangun ekosistem keilmuan, spiritualitas, dan filantropi Islam yang inovatif. Semangat hijrah dan kontribusi wakaf diharapkan mampu membawa perubahan nyata, menumbuhkan kepedulian sosial, serta mewujudkan Unpad sebagai universitas bereputasi dunia yang berdampak luas bagi bangsa dan umat.